Senin, 16 November 2009

priodesasi perkembangan

A. Pendahuluan
Didalam masa pertumbuhan suatu individu tentu melalui proses-proses tertentu. Proses-proses itu dapat dikatakan dengan proses perkembangan individu, dan juga didalam perkembang melalui tahap-tahap. Tahap-tahap yang dimaksudkan adalah dari mulai tahap balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Dan tahap-tahap tersebut sangat berbeda sekali karakteristiknya.
Dan disini kita akan membahas tentang fase-fase perkembangan pada usia remaja. Nah, di usia remaja ini lah suatu proses yang harus dimengerti oleh banyak orang tua, karena di usia ini sangatlah sensitive sekali. Dan orang tua harus memahami karakteristik dari anak yang usianya masih remaja.













B. Periodisasi Perkembangan
Teori-teori periodisasi dapat di golongkan menjadi 3 ( tiga ) macam :
1. Periodisasi yang berdasarkan Biologis
Yang dimaksud dengan Periodesasi berdasarkan biologis ialah para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
a. Pendapat Kretschmer
Ia membagi perkembangan anak menjadi 4 fase :
1. Umur 0-3 tahun, pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
2. Umur 3-7 tahun, kondisi badan anak tampak langsing( tidak begitu gemuk ) biasanya sikap anak tertutup sukar bergaul, juga sukar didekati.
3. Umur 7-13 tahun , keadaan fisik anak kembali gemuk.
4. Umur 13 tahun keadaan anak kembali langsing.

b. Pendapat Aristoteles
Ia merumuskan perkembangan anak dengan tiga fase perkembangan :
1. Umur 0-7 tahun, disebut masa anak kecil, kegiatan anak waktu ini hanya bermain.
2. Umur 7-14 tahun, disebut masa anak atau masa sekolah di mana kegiatan anak mulai belajar di sekolah dasar.
3. Umur 14-21 tahun, disebut masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa.

Pendapat ini dikategorikan pada periodisasi yang berdasarkan pada biologis karena aristoteles menunjukkan bahwa, antara fase satu dengan fase dua ditandai dengan adanya pergantian gigi, serta batas antara fase dua dengan fase tiga ditandai dengan mulai bekerjanya atau berfungsinya organ kelengkapan kelamin, contohnya mulai aktif kelenjar kelamin.

2. Periodisasi Berdasarkan Didaktis
Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa tertentu, serta memikirkan kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan didalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Pendapat Harvey A.Tilker, PhD dalam “Devopmental Psycology To day ( 1975 )” Dan Elizabeth B. Hurlock Dalam “ Devolepmental Psycology” ( 1980 ) Menjelaskan Bahwa : Masa Puberitas ( Remaja ) MErupakan Periode yang tumpang tindih karena mencangkup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun masa remaja. Yaitu umur 11 atau 12 tahun sampai 15 atau 16 tahun.

Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu :
a. Perubahan besarnya tubuh
b. Perubahan bentuk tubuh
c. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer
d. perubahan pada cirri seks sekunder.

3. Periodisasi berdasarkan Psikologis
Pada pembagian ini, para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut bioligis atau didaktis lagi. Sehingga mengembalikan masalah kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Tokoh utama pembahasan ini psikolg dari jerman Oswald Kroh, yang nantinya diikuti oleh para ahli lainnya baik dari jerman itu sendri maupun dari Negara lain. Pendapat Kroh antara lain diungakapkan sebagai berikut : “ Bahwa perkembangan pada dasarnya perkembangan jiwa anak bejalan secara evolutif. Dan umumnya proses tersebut pada waktu tertentu mengalamai kegoncangan, masa kegoncangan ini biasa disebut trotz periode.

C. Pengertian Remaja
Isitlah remaja merupakan padanan dari istilah adolescence yang berasal dari kata Latin adolescere yang berarti “bertumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Kimmel, 1995: 2; Hurlock, 1994: 206).
Usia remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berlangsung kira-kira / lebih kurang usia 13 tahun sampai 17 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia selalu disertai tugas-tugas perkembangan yang disesuaikan dengan usianya pada saat itu. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka tak jarang memasuki tahap perkembangan berikutnya akan mengalami masalah pada diri seseorang tersebut. Satu sifat yang mendasar yang seringkali dijumpai para orangtua terhadap remajanya yaitu sifat “pemberontak” dalam hal ini pertentangan antara anak dan orangtua. Masalah yang kerapkali terjadi adalah perbedaan keinginan dan pemikiran diantara keduanya. Orangtua cenderung menuntut anaknya harus mengikuti semua keinginan dan kerapkali menganggap sang anak masih terlalu kecil untuk memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya. Memiliki anak yang penurut adalah harapan setiap orangtua namun apa yang terjadi jika kita memiliki anak yang cenderung keras dan tidak penurut. Sikap pemberontak yang muncul pada usia remaja merupakan manifestasi dari keinginan mereka untuk menemukan identitas diri untuk mendapatkan peran sebagai manusia dewasa dalam masyarakat. Bersikap memberontak yang kerap kali muncul biasanya disebabkan karena suatu keinginan dimana apabila muncul ketidak sepahaman padasatu maksud dan tujuan antara anak dan orangtua. Missalnya saja kegiatan yang berhubung dengan pendidikan, minat mereka terhadap suatu kegiatan, komunitas seusianya ( teman gang/kelompok ) serta menentukan jam malam bagi mereka. Sebagai orangtua tentulah masalah besar apabila mendapati anaknya yang kerap kali tidak memiliki kesepahaman dengan keinginan orantua. Orangtua lebih cenderung memaksakan keinginan mereka dan sang anak cenderung bersikap tegas pada pendiriannya apabila keinginan yang dimaksud tak dapat mereka penuhi. Lantas hal apa yang harus dipahami orangtua dalam menyikapi masalah ini…??? Hal pertama yang harus dilakukan kenali terlebih dahulu karakter atau sifat-sifat khas anak usia remaja sehingga kita bisa memahami dan mengerti pola prilaku anak yang muncul diusia remaja ini.

Adapun beberapa karakteristik dari anak usia remaja adalah:
1. Masa remaja merupakan periode penting artinya segala sesuatu
yang terjadi baik jangka pendek maupun panjang berakibat langsung
terhadap sikap dan prilaku mereka.
2. Masa remaja merupakan periode peralihan artinya anak beralih
menjadi dewasa dan meniggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan
dan mempelajari prilaku baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang
sudah ditinggalkan.
3. Masa remaja merupakan periode perubahan yang mencakup perubahan
emosi, perubahan proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang dianut.
4. Masa remaja merupakan masa mencari identitas
5. Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan beberapa pertentangan dengan orangtua.
6. Masa remaja merupakan masa tidak realistik. Hal ini disebabkan
sudut pandang mereka terhadap sesuatu dan menjadikannya cermin. Semakin
tidak realistic cita-citanya maka anak akan semakin menjadi marah dan
akan sakit hati apabila semua harapan tidak berhasil dicapainya.
7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa artinya mereka akan
merubah stereotif baru menjadi remaja dewasa dengan melakukan peran
baru menjadi sosok orang dewasa dalam hal prilaku dan sikap serta
tindakan mereka sehingga memberikan citra yang mereka inginkan.

Perkembangan remaja berkaitan dengan perkembangan fisik, agama, daya ingat, social, moral, seks dan lain sebagainya. Ada juga dikenal dengan:
1. Perkembangan Kognitif ( PIAGET ),
Meliputi Kemampuan intelegensi, kemampuan berprestasi dan kemampuan megakses imformasi, berfikir logika, meyelesaikan masalah rumit menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit. Bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemapuan yang dimiliki anak.
2. Perkembangan Moral ( KOHLBERG )
• Pra Konvensional
Mulainya di tandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak. Penilaian terhaap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyelesaikan diri dengan harapan ,lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

• Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis.

• Purna Konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi pempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

3. Perkembangan Psikososial ( ERIKSON )
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas perkemngannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana menfokuskan diri individu pada penyelesaianya konflikyang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. Pada masa remaja mulai dihadapkan pada harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat untuk mengenaldirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaiamana masa depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia tiak akan bingung menghadapi perannya.
4. Psikoseksual
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasminayah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya, kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan fisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur 9 – 12 tahun. Dan alat reproduksi sudah mulai matang, dan mulai menjalin hubungan rasa cinta dengan lawan jenis.







D. Penutup
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja sangat rentan sekali dan masa remaja pula dimana seorang anak akan memasuki masa pubertas.
Di masa remaja terlihat jelas perubahan yang terjadi pada seorang anak. Karena seorang anak meninggalkan masa anak dan memasuki masa remaja.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan serta kemampuan kepada kami, sehingga kami pemakalah dapat menyususn karya ilmiah ini yang berjudul “Sejarah Psikologi Perkembangan”
Kami juga tidak lupa berterima kasih kepada dosen pembimbing Muhammad Nuzli yang telah memberi petunjuk serta cara-cara dalam pembuatan makalah ini.
Dan kami juga mohon maaf, jika masih terdapat kesalah serta kakurangan di dalam makalah ini, untuk itu kami mohon kritik dan saran pembaca yang dapat membangun kinerja ilmiah ini.
Atas perhatian para pembaca kami ucapkan terima kasih.




Bangko, September 2009



Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................ 2
C. Tujuan Penulisan......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
• Sejarah Psikologi Perkembangan ada 3 periode :
1. minat awal mempelajari perkembangan anak............... 3
2. Dasar-dasar pembentukan psikologi perkembangan
secara ilmiah................................................................. 4
3. munculnya studi psikologi perkembangan modern...... 7

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................... 11
B. Saran............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya sejarah psikologi perkembangan disebabkan agar dapat mempelajari perkembangan anak, pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah serta dapat mengembangkan ilmu psikologi modern.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan 3 periode sejarah psikologi perkembangan?
2. Sebutkan kegunaan-kegunaan mempelajari psikologi perkembangan?
3. jelaskan 3 faktor yang mendorong pengektifan? Kembali bidang studi psikologi perkembangan ?

C. Tujuan Panulisan
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi perkembangan dan di dalam karya ilmiah ini, kami dituntut untuk membahas sejarah psikologi perkembangan serta dapat memperkaya di depan porum dengan sebaik mungkin.












BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum kita membahas tentang sejarah psikologi perkembangan, perlu kita pelajari kembali apa pengertian dari psikologi perkembangan agar dapat memudahkan kita untuk memahami sejarah psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dai psikologi. Psikologi sendiri merupakan sesuatu istilah yang berasal dari bahasa inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kota dalam bahasa Yunani “psyche”. Yang berarti roh, jiwa atau daya hidup dan “logo” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiyah “psychology” berarti ilmu jiwa.
Namun sejak dulu tidak pernah ditemui kata sepakat tentang apa yang dimaksud dengan jiwa. Sejak zaman Yunani kuno, para filosof berusaha mempelajari jiwa. Misalnya, Plato, mengatakan jiwa adalah ide. Hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter, sedangkan Aritoteles mengartikan jiwa sebagai fungsi mengingat dan masih banyak para ahli lainnya berpendapat.
Sedangkan pengertian psikologi perkembangan itu sendiri adalah psikologi yang menitik beratkan pembahasan dan penelitian pada proses-proses dan dinamika prilaku manusia dalam berbagai tahap kehidupan. Mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Ada beberapa definisi pengertian psikologi eperkembangan menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
1. David G. Myers (1996) merumuskan definisi psikologi perkembangan sebagai “ a branth of psychology that studies physica, lognitine, and social change throughout the life span”.
2. Kelvin L. Seifert dan Robert J. Hoffnung (1994), merumuskan definisi psikologi perkembangan adalah “the scientific study of how thought feelings personality, social relationchip, and body and motor skill evolve an individual grow older”.
3. menurut Linda L. Davidoff (1991) psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuaian menjelang mati.
4. Richard M. Lerner (1976) merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup. Misalnya, mempelajari bagaimana proses berpikir pada usia anak satu, dua tahun. Memiliki persamaan atau perbedaan atau bagaimana kepribadian seorang berubah dan berkembangan dari anak-anak remaja sampai dewasa.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmaniah, psilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya yang biasanya dimuali sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Di dalam mempelajari psikologi perkembangan sejarah psikologi perkembangan dapat dibagi atas 3 periode yaitu :
1. Minat awal mempelajari perkembangan anak
Sebelum mempelajari psikologi perkembangan. Perhatian berawal pada pemahaman yang mendalam pada anak-anak, karena dasar pemikiran merujuk bahwa penelitian dan buku-buku tentang anak sedikit sekali. Pemahaman terhadap seluk beluk kehidupan anak sangat bergantung keyakinan. Dan tradisional yang bersumber dari pemikiran para filosof tentang perkembangan anak serta pengaruh faktor keturunan dan lingkungan terhadap hidup kejiwaan anak.
Salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kehidupan anak adalah Plato (427-346 SM). Menurut Plato, perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetis, potensi individu ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuh dan pendidikan.
Walaupun plato tidak dapat memberikan bukti langsung dalam menunjang spekulasinya, namun tampak jelas bahwa menurunnya anak merupakan miniatur orang dewasa. Anggapan ini tampak bahwa semua keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang tampil dikemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas), pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk menarik potensi ke luar, namun tidak menambahkan sesuatu yang baru. Perkembangan dianggap sebagai suatu pertumbuhan semata. Jadi anak merupakan miniatur orang dewasa mengandung arti bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa bukan secara kualitatif.
Pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apapun kepada anak-anak, bahkan lukisan kuno proporti tubuh anak-anak sering digambarkan sama dengan proporsi tubuh orang dewasa. Anak-anak diberi pakaian model pakaian orang dewasa dalam ukuran kecil. Segera setelah anak dapat berjalan dan berbicara, mereka bergabung dengan orang dewasa sebagai anggota masyarakat, memainkan permainan dan mengerjakan tugas-tugas yang sama dengan orang dewasa.
Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang desawa ternyata membawa implikasi penting dalam dunia pendidikan. Proses-proses yang mendasari cara berpikir dan berbuat anak dianggap sama seperti orang dewasa. Apabila anak berpikir dan melakukan perbuatan yang menyimpang dari standar orang dewasa, anak dianggap bodoh atau tolol dan apabila anak-anak melanggar norma-norma sosial dan moral, dianggap berbuat jahat dan harus diberkan hukuman seperti orang dewasa.
Pada akhir abad ke-17, seorang filosof inggris yang bernama : “John Locke” (1632-1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Menurut isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong. Dimana bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana kertas itu ditulisi. Dalam hal ini anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Oleh sebab itu, peranan orang tua sangat penting dalam mengisi secarik kertas kosongitu sejak dia bayi.
Rousseau dalam bukunya Emile ou L’education (1762), menolak, pandangan bahwa anak memiliki sifat bawaan yang buruk (innate bad), dia menegaskan bahwa “All thinhs are good as they come out of the hand of their creator, but everything degenates in the hand of man” artinga segala-galanya adalah baik sebagaimana ke luar dari tangan sang pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia. Pandangan ini dikenal dengan Noble Savage, ungkapan ini mengandung arti bahwa anak ketika lahir sudah membahwa segi-segi moral (hal-hal yang baik dan buruk, benar dan salah yang dapat berkembang secara alami dengan baik), jika kemudia terdapat penyimpangan dan keburukan, hal itu dikarenakan pengaruh lingkungan dan pendidikan.
Sebagai mana kita ketahui bahwa psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan tingkah laku manusia. Maka Elizabeth B. Hurlock (1980) menyebutkan beberapa kegunaan mempelajari psikologi perkembangan yaitu :
a. Membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang diharapkan itu muncul. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu bila ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orang tua atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, maka mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Disamping itu ia juga akan merasa tidak senang terhadap orang yang menilai rendah kemampuan mereka.
b. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru memberi bimbingan belajar yang tepat pada anak. Bayi yang siap untuk belajar misalnya dapat diberikan kesempatan untuk melakukan dan dorongan untuk tetap berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya kesempatan dan dorongan akan menghambat perkembangan yang normal.
c. Dengan mengetahui pola normal perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.

2. Dasar-dasar pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah
Dalam periode ini, sumber penting untuk mempelajari anak adalah catatan-catatan harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak. Catatan-catatan yang ditulis ini dilakukan terhadap anak-anaknya sendiri. Misalnya, seorang ahli pendidikan dari Swiss, Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827) pada tahun 1774 sendiri (berusia 3,5 tahun). Ia mendukung pendapat Roussequ bahwa anak yang dilahirkan pada dasarnya mempunyai segi-segi yang baik dan perkembangan selanjutnya banyak sipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri. Dietrich Tiedemen (1787) Tabib dari Jerman, namun penelitian yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak-anak baru dimulai pada abad ke 19 yang dipelopori oleh Charles Darwub dab Wilhem Wundt.
a. Pengaruh Charles Darwin (1809-1882)
Ilmuan dari inggris yang terkenal dengan teori evolusinya ini, mempublikasikan lewat Origin of The Species (1859) dan Descent of Man (1871), karyanya ini merangsang untuk melakukan observasi terhadap perkembangan anak. Darwin menyatakan bahwa anak merupakan sumber yang kaya informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia, dengan mempelajari tingkah laku dan perkembangan anka, kita bisa mengetahui asal-usul manusia. Hal ini berhubungan dengan teori evolusinya mengenai pekembangan hewan dan manusia.
Pandangan biologis Darwin menganggap pekermbangan sebagai pembukaan kemampuan dan ciri-ciri yang telah terprogram secara genetik. Pandangan ini kemudian menjadi landasan bagi Psikolog Perkembangan seperti Stanley Hall dengan “perkembangan mengakhiri evolusi”, Sigmun Freud dengan “Tahap-tahap perkembangan seksualitas”, Arnold Gesselold dengan “Jadwal tetap pertumbuhan”, John Bowlby Chomsky dengan “Kemampuan berbahasa yang dibawa sejak lahir” serta riset “perkembangan biologi syaraf” yang meneruskan tradisi Darwin.
b. Pengaruh Wilhem Wundt (1832-1920)
Peristiwa penting abad ke 19 menjadi dasar tumbuhnya Psikologi sebagai disiplin yang berdiri sendiri, ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi pertama oleh Wilhelm Wundt (1879) di Leipzzing. Wundt beranggapan bahwa eksperimen memiliki arti penting bagi psikologi, dia memberi dasar pada Psikologi Esperimental. Menurut Wundt eksperimen dapat membuktikan wilayah pengamatan dari tanggapan.
Pandangan Wundt dan Darwin berpengaruh pada G Stanley Hall (1846-1924) murid Wundt di Leipzzing, Stanley mengambil dari Darwin aalah “tentang adanya rekapitulasi dalam perkembangan manusia” menurutnya, perkembangan individu perefleksikan perkembangan species yang berarti bahwa adanya pengulangan (rekapitulasi) dari perkembangan species yang meliputi beberapa tingkatan evolusi. Wundt memperluas konsep rekapitulasi yang meliputi perkembangan kebudayaan, biologis manuisia. Oleh karena itu Stanleyterkenal dengan “Recapitulations Theory” yang berangapan bahwa “Pentahapan dala proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak ke arah kematangan adalah pengulangan secara filogenetis sejarah perkembangan manusia”.
Karena pengalamannya di Leipzig, maka Hall juga berusaha mengetahui struktur pikiran anak-anak (pengaruh Wundt) bersama muridnya Tlark, Hall melakukan sejumlah penelitian tentang permainan anak dan isi pikiran anak di Universitas Massachusetts. Ia mengumpulkan data-data tentang perkembangan anak remaja, orang tua, dan guru dengan sampel yang cukup besar. penelitian ini dilakukan secara sistematis dan metodologik. Sehingga hasil yang diperoleh dianggap sebagai permulaan studi sistematik dan ilmiah terhadap anak-anak khususnya di Amerika.

3. Munculnya studi psikologi perkembangan modern
Studi sistematis tentang perkembangan anak mengalami perkembangan pada awal abad ke-20. penelitian-penelitian yang dilakukan pada zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih dititik beratkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara umum, golongan-golongan umur serta masa-masa perkembangan tertentu. Seperti ciri-ciri khas dan masa-masa perkembangan motoriknya, pada umur tertentu sudah memperlihatkan kemampuan motorik tertentu. Pada masa perkembangan tertentu. Seorang anak pada umumnya bisa memperlihatkan kemampuan mengartikan sesuatu dan perkembangan kemampuan lain yang sudah biasa dicapai.
Perubahan dalam studi psikologi perkembangan terjadi setelah J. B. Watson memperkenalkan teori behaviorisme. Dalam teorinya, Watson menggunakan prinsip-prinsip “classical consitioning” untuk menjelaskan perkembangan sesuatu tingkah laku. Menurutnya, prinsip-prinsip conditioning dan prinsip-prinsip belajar dapat diterapkan pada semua perkembangan psikologis.
Pada tahun 1930-an penelitian-penelitian dibidang psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Dan ini menyebabkan berkurangnya publikasi-publikasi yang berkaitan dengan topik-topik perkembangan hingga sekitar tahun 1839-1949. tetapi penurunan itu ternyata hanya bersifat sementara, sebab sekitar tahun 1950-an psikologi perkembangan memasuki periode baru dalam tahap perkembangan dan pertumbuhannya, dan hal ini terus menerus hingga sekarang.
Beberapa waktu kemudian, Dietrich Tiedeman seorang tabib berkebangsaan Jerman, juga melakukan hal yang sama. Pada tahun 1787 tiedeman memperkenalkan hasil penelitian berdasarkan catatan harian terhadap perkembangan anaknya sendiri (berusia 2,5 tahun), yang meliputi perkembangan sensoris, motoris, bahasa dan intelektual.
Perhatian dan penyesuaian yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak melalui observasi langsung baru dimulai pada abad ke 19. Dalam hal ini dapat dicatat dua tokoh yang cukup berpengaruh yaitu :
1. Charles Darwin (1809-1882).
Charles Darwin adalah seorang ilmuan Inggris yang terkenal dengan teori evolusinya. Tahun 1859 ia memplubikasikan karyanya yang berjudul “Origin of the Species, dan Descent of man tahun 1891”. Karya Darwin ini ternyata merangsang untukk dilakukannya observasi langsung terhadap perkembangan anak.
Sesuai dengan pengamatan dan pencatatan terhadap anak laki-lakinya sendiri menurut Darwin anak merupakan suatu sumber yang kaya akan informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia dengan mempelajari tingkah laku dan perkembangan anak. Kita bisa mengetahui asal-usul manusia. Hal ini berhubungan dengan teori evolusinya yang terkenal.mengenal perkembangan hewan dan manusia.
2. Pengaruh Wundt (1832-1920)
Kejadian penting lain pada abad ke 19 adalah tumbuhnya psikologi sebagai disiplinnya. Wundt beranggapan bahwa eksperimen mempunyai arti penting bagi psikologi. Ia memberi dasar ilmiah kepada psikologi ekperimental dan dengan teliti ia merumuskan syarat-syarat eksperimen. Menurut Wundt, lapangan dimana eksperimen dapat dibuktikan kegunaannya adalah terutama lapangan pengamatan dan tanggapan.
Pandangan Darwin dan Wundt mempunyai pengaruh terhadap sarjana berkebangsaan Amerika G. Staley Hall (1846-1924). Hall adalah seorang murid Wundt di Leipzig. Dari Darwin ia mengambil pandangan tentang adanya rekapitulasi dalam perkembangan manusia. Menurutnya, perkembangan individu mencerminkan perkembangan spesies yang berarti bahwa adanya pengulangan (rekapitulasi) dari perkembangan spesies. Setidak-tidaknya ada tiga faktor yang mendorong pengaktifan kembali bidang studi psikologi perkembangan ini yaitu :
1. Terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perkembangan hingga menjadi bersifat ekperimental teknik pengukuran dan pengontrolan dalam eksperimen yang telah terbukti sangat berhasil digunakan dalam eksperimen yang telah terbukti sangat berhasil digunakan dalam bidang psikologi eksperimen umum, muali dimanfaatkan dalam psikologi perkembangan. Perubahan juga terjadi dalam fokus penelitian. Yang ditandai dengan terjadinya perubahan dari studi tentang perkembangan tingkah laku secara umum menjadi penelitian eksperimental terhadap masalah-masalah khusus. Seperti, perkembangan proses-proses persepsi perubahan ini lebih mendekatkan psikologi perkembangan kepada bidang psikologi pada umumnya dan tidak lagi berpusat pada studi terhadap anak yang kadang-kadang mempunyai cara pendekatan tersendiri yang berbeda dengan alur berfikir psikologi umumnya.
2. Ditemukan kembali hasil-hasil karya Jean Piaget. Piaget adalah seorang psikologi dari Swiss yang secara terus menerus aktif melakukan serangkaian penelitian mengenai perkembangan kognisi pada anak-anak. Dari bayi sampai remaja Piaget menolak pandangan J.B. Watson yang menganggap perkembangan individu seluruhnya ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Sedangkan menurut Piaget, perkembangan terjadi sebagai hasil interaksi yang konstan antara individu di satu pihak dan tuntutan lingkungan dipihak lain. Oleh sebab itu menurutnya, individu selalu mengadakan adaptasi untuk mempertahankan kaseimbangan antara dirinya dan lingkungan.
3. Adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (origin of behavior). Yang ditandai dengan meningkatnya riset terhadap bayi-bayi. Peningkatan ini didorong oleh adanya alat-alat yang makin modern dan teknik pencatatan yang makin baik. Seperti perangkat-perangkat elektronik dan fotografik yang digunakan dalam studi mengenai perkembangan persepsi bayi. Studi yang dilakukan umumnya adalah untuk menentukan secara lebih tepat respons-respons atau keterampilan-keterampilan apa saja yang dimiliki bayi sejak lahir.
Permulaan tahun 1050-an studi mengenai tingkah laku serta kondisi-kondisi psikis dan fungsionalitas kepribadian individu lebih berfokus pada anak, sehingga lebih dikenal psikologi anak. Ciri-ciri khas psikologi anak pada waktu itu adalah :
1. orientasi lapangan psikologi anak menjadi terlalu klinis patalogis, yakni banyak berhubungan dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya kea rah perbaikan tingkah laku yang diharapkan.
2. psikologi anak banyak menaruh perhatian terhadap aspek-aspek praktis pada tingkah laku serta perkembangan kepribadian pada umumnya dengan masalah-masalah yang timbul.
3. usaha mengenal dan memberi ciri-ciri kepribadian banyak dilakukan masa ini adalah masa berkembangnya berbagai macam test psikologi, baik formal mauun nonformal. Tujuannya menguraikan ciri-ciri dan kualitas kemampuan maupun ciri-ciri khas kepribadian anak.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah psikologi perkembangan dapat dibagi atas 3 periode yaitu :
b. Minat awal mempelajari perkembangan anak
c. Pambentukan psikologi perkembangan secara ilmiah
d. Munculnya studi psikologi perkembangan modern
Kegunaan mempelajari psikologi perkembangan yaitu :
a. Membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang diharapkan itu muncul
b. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru memberi bimbingan belajar yang tepat pada anak.
c. Dengan mengetahui pola normal perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru untuk mempersiapkan anak menghadap perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian, dan tingkah lakunya.

B. Saran
Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita serta dapat merubah pola berfikir kita yang lebih maju.










DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Hs. Samsunuwiyati Mara’at. S. Psi. PT Rosda
www.aliciakomputer.blogspot.com
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.

makalah psikologi perkembangan masa prenatal

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN MASA INTRAUTERINE

(PRENATAL)

DOSEN PEMBIMBING: MUHAMMAD NUZLI, S.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. HARDIYANTI

2. YUNITA

3. ELI SURYANTI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYEKH MAULANA QORI (SMQ) BANGKO

TAHUN AKADEMIK 2009/ 2010
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim……..

Dengan mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil Alamin kami mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga atas izin-Nyalah kami dapat melakukan kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas kami.

Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan alam yaitu pembawa Risalatu Rittauhid Nabi Agung Muhammad SAW. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya makalah ini tak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan baik itu di segi penulisan ataupun penyusunan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah di kemudian hari.

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ..……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………….………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang …………………………………………… 1

b. Pokok Masalah …………………………………………… 2

c. Batasan Masalah …………………………………………. 3

d. Tujuan ……………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

Perkembangan masa intrav terine (Prenatal) …………….. 5

a. Konsepsi dan awal kehidupan ………………………… 6

b. Tahp-tahap perkembangan masa prenatal …………… 7

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Prenatal …………………………………………………… 8

d. Tahap-tahap kelahiran ………………………………….. 9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ……………………………………………… 10

b. Saran-saran ………………………………………………. 11

c. Komentar Penulis ……………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sebelum kami membahas karya tulis ini terlebih dahulu kami memberitahukan judul yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu perkembangan masa intravterine (Prenatal)

Pada umumnya ahli Psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap-tahap perkembangan, Yaitu :

1. Tahap Germinal (Geerminal Stage)

2. Tahap Embrionik (Embrionic Stage)

3. Tahap Janin (Fetus Stage).

Periode prenatal atau masa sebelum lahir (Pra kelahiran) Untuk lebih jelasnya kami akan membahas ini dalam penulisan makalah kami.

b. Pokok Masalah

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang.

1. Perkembangan masa intravterine (Prenatal)

2. Tahap-tahap perkembangan masa prenatal

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal.

c. Batasan Masalah

Dengan adanya pokok masalah tersebut, Kami menetapkan ruang lingkup masalah dalam makalah ini khusus mengenai perkembangan masa prenatal dan ruang lingkupnya.

d. Tujuan

Dalam rangka penyusunan makalah ini kami mengemukakan tujuannya yang tersebut dibawah ini :

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku sekolah/ kuliah

b. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan masa prenatal. Dan apa itu prenatal dan pentingkah periode prenatal bagi perkembangan

BAB II

PEMBAHASAN

ð Perkembangan Masa Intravterine

Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia yang dinamakan masa prenatal, Dimulsi pada waktu konsep SI, Yaitu pembuahan dari Ovum oleh sel Sperma dan berakhir pada waktu kelahiran. Lamanya masa ini adalah kurang lebih 280 hari atau 9 bulan kalender ditambah sepuluh sepuluh hari kadang-kadang lamanya masa ini dihitung dalam lunar months, Atau bulan lunar maka dikatakan bahwa lamanya masa ini adalah 10 bulan kunar, Karena setiap bulan lunar lamanya 28 hari.

Walaupun masa prenatal ini relatif pendek akan tetapi penting karena 4 hal, Yaitu :

1. Segala sesuatu yang di dapatkan dari warisan yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya ditetapkan pada masa ini.

2. Keadaan-keadaan yang menguntungkan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang di dapatkan dari warisan, Sedangkan keadaan yang kurang baik dapat menghambat ataupn merubah pola perkembangan yang akan datang.

3. Apabila dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode perkembangan yang lain. Maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam periode-periode perkembagan lainnya diseluruh kehidupan manusia.

4. Waktu ini adalah waktu dimana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang meentukan sikapnya kepadanya, Jelasnya dimana orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan datang. Sikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap ccara mereka akan menghadapi dia terutama dalam tahun pertama dalam kehidupannya dan cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

A. Konsepsi dan Awal Kehidupan

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang di mulai sejak konsepsi, Yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir di lihat dari segi waktunya, Periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia paling singkat. Tetapi justru inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikolog (Barat) perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapatkan perhatian bahkan cenderung di abaikan. Pada masa awal ini penelitian-penelitan yang dilakukan oleh sebagian ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan fisik, Dan karenanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.

Kemudian baru pada pertengahan tahun 1970 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal.

Prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia tetapi merupakan periode yang sangat menentukan. (Huclock, 1980)

Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan psikolog barat. Terhadap perkembangan individu pada masa prenatal ini. Psikolog timur, Terutama psikolog islam telah lebih dulu meempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Selama masa prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan sekaligua mengalami perkembangan psikologis. Dewasa ini para ahli psikologi perkembangan menyakinibahwa kehidupan manusia berawal dari sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu sel sperma laki-laki bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi yang di sebut zigot. Yang dalam psikologis islam di sebut Nutpah yaitu air mani.

Dengan demikian dapat di pahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita pada dasarya memiliki daya hidup atau energi kehidupan yang dalam psikologi islam di sebut hayat. Karena adanya daya tahan hidup ini pula lah yang membuat janin dalam kandungan dapat menjadi individu baru.

Semua ini memkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia di mulai dari masa prenatal yakni sejak terjadinya pembuahan sl telur (ovum) Wanita oleh oleh sel sperma laki-laki dan bentuknya zigot.

B. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi masa prenatal atas 3 periode :

1. Tahap Germinal (Germinal Stage)

Tahap germinal, Yang sering juga disebut periode zigot. Ovum atau periode nutfah. Adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini biasanya berlansung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan. Yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (Ovum) wanita yang dinamakan dengan pembuahan (Fertilization) periode dari ovum, berjalan sejak konsepsi sampai akhir minggu ke 2.

Ovum yang telah dibuahi namanya zigotezigut ini membagi-bagi diri sehingga terdiri dari banyak sel-sel. Ada yang menjadi lapisan luar nanti akan berkembang menjadi jaringan-jaringan yang melindungi dan memberi makanan pada individu selama dalam masa prenatal. Dan bagian dalam dari sel menjadi embiyo. Periode ini berarti karena 2 hal.

1. Ovum dapat mati sebelum melekat pada dinding uterus, misalnya karna kurang mendapat makanan.

2. Implantasi mungkin tidak terjadi dan zygote akan terbawa keluar dengan mensturasi.

3. Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan yang disebut Blas Tukis.

Blastakis yang berisikann cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan. Dalam waktu singkat sel-sel blustukis akan terbentuk plasenta, tali pusat, sistem pencernaan dan sebagainya. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastakis menempel di dinding rahim. Blastakis yang tertanam di dinding rahim inilah yang disebut embrio. Dan peristiwa ini sekaligus manundukkan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

2. Tahap Embrio (Embriyonic stage)

Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio. Yang dalam psikologi islam disebut Alaqoh, Yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 - 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan tejadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem fisiologis. Tetapi karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, Maka bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian ia sudah terlihat jelas dan dapat di kenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.

Selama periode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam dua pola, Yaitu Cephalocaudal dan Proxi modistal. Di Samping itu, Dalam periode embrio ini terdapat tiga sarana penting yang memantu perkembangan struktur anak. Yaitu kantong Amniatik, Plasenta, Tali pusar.

Periode embriode ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem sarap. Hal ini terlihat bahwa umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia. Umur 8-9 Minggu perubahan janin semakin terlihat dengan jelas.

Arti dari pada pariode ini :

a. Pada akhir periode ini individu sudah merupakan manusia, Oleh karena semua alat, Kelenjar dan lain sebagainya sudah mulai berkembang.

b. Dalam periode ini banyak kemungkinan adanya keguguran hal ini dapat di sebabkan oleh karena ibu mengalami Sock emosional, Jatuh, Kurang makan, Kurang baik bekerjanya kelenjar-kelenjar tertentu dari ibu yang menyebabkan embrio terlepas dari dinding rahim.

  1. Tahap Janin

Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut periode fetus atau periode janin, Yang dalam fsikologi Islam disebut periode Mudghoh periode ini di mulai dari 9 minggu sampai lahir.

Setelah 8 minggu kehamilan, Embrio berkembang menjadi sel-sel tulang dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru yaitu janin (Fetus). Dalam periode ini cirri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlhat. Menurut psikologi islam setelah jain dalam kandungan genap berusia 4 bulan, Yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusa maka di tiupkan ruh ke dalam jann tersebut juga ditentukan hukum perkembagan seperti masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (Sifat, karakter, dan bakat), Kekayaan batas usia. Riset baru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendegarkan atau responsive terhadap stimulasi dari lingkungan eksternal. Terutama sekali terhadap pola-pola suara. Jadi bayi yang baru lahir menunjukkan suatu pilihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal (Docasper dan Spence, 1986)

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode berikutnya selama periode prenatal ini rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangn janin. Pda umumnya, Kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan tetapi hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar. (Santiock,1995).

Sebagian besar proses pertumbuhan ibu sangat bargantung pada bkondisi internal ibu baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu uniza organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin di penuhi melalui proses fisiologis yang sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal:

1. Makanan

2. Penyakit/ Kesehatan ibu

3. alcohol

4. Tembakau

5. Pengalaman-pengalaman emosional ibu

6. Gizi ibu

7. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu

D. Tahap-tahap Kelahiran

Studi fisiologis tentang kelahiran relative baru di bandingkan dengan studi medis. Studi psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana pengaruhnya, Terhadap perkembangan pasca lahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir.

a. Para ahli psikologi perkembangan membagi proses kelahiran dalam tiga tahap, Yaitu :

1. Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit

2. Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini barakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam.

3. Setelah bayi lahir pada waktu ini ari-ari tali pusar dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pentdek yang berlangsung hanya beberapa hanya beberapa menit saja.

b. Pengaruh perkembangan terhadap pasca lahir

Studi fisiologis dan medis telah menunjkkan beberapa kondisi yang mnimbulkan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca lahir, Diantaranya adalah :

a. Jenis kelahiran

b. Pengobatan ibu

c. Lingkungan pra lahir

d. Jangka waktu periode kehamilan

e. Perawatan pasca lahir

f. Sikap orang tua

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia yang manusia yang dinamakan masa prenatal. Dimulai pada waktu konsepsi yaitu pembuahan dari ovum oleh sel-sel sperma, Dan berakhir pada waktu kelahiran. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.

B. Saran-Saran

Mudah-mudahan atau kami berharap dengan adanya makalah ini akan dapat memberi motivasi kepada para wanita umumnya agar tidak mengabaikan masa periode prenatal/ pra kelahiran sampai pasca kelahiran.

C. Komentar Penulis

Masa prenatal adalah masa yang sangat penting yang terjadi pada perkembangan bayi/ calon bayi masa prenatal adalah masa/ periode yang sangat menentukan. Masa prenatal ini adalah periode awal perkembangan individu. Perkembangan individu pada masa prenatal jangan diabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Hj. Sassunuwiyati Mar’at S.psi.

Rosda psikologi perkembangan. 1990

Dra. Soesilowindra Din, M.A

Penerbit, “Usaha Nasional”

Surabaya

Psikologi perkembangan 1991